Sabtu, 27 Juni 2009

Story of Our Life

We never know what will happen in our life...

Mungkin tu ungkapan yang pas banget buat kehidupan kami. Siapa yang akan tahu ataupun menduga bahwa kemajuan teknologi akan membawa kami ke dalam ikatan suci pernikahan? Aq pikir ga ada yang akan tahu..

Berawal dari suatu situs pertemanan kristiani kami berkenalan. Walaupun secara geografis kami ga terlalu terpisah jauh, tapi toh ternyata lewat dunia maya Tuhan mempertemukan kami. Mulanya berkenalan biasa tanpa ada pikiran untuk menindaklanjuti ke hubungan serius, apalagi pacaran. Sampai pada chatting yang semakin intens dan mulai dengan komunikasi secara verbal melalui telepon. Akhirnya kami bersepakat untuk bertemu, itupun belum ada pikiran untuk serius dari pihak aq.

Pertemuan pertama berlangsung dengan lancar, dilanjutkan dengan pertemuan2 berikutnya. Sampai pada akhirnya kami membicarakan mengenai pernikahan yang disetujui oleh kedua orang tua.

Walaupun terlihat sederhana dan mudah tapi dalam kenyataannya tidak semudah yang terlihat. Banyak rintangan yang kami hadapi, termasuk dari pihak keluarga. Tapi semua rintangan dapat kami atasi sampai hari ini...dan kami yakin kami akan dapat mengatasi semua rintangan yang ada dihadapan kami.

Keyakinan dan kekuatan untuk menghadapi semua rintangan dalam hidup ini bukan berasal dari kami ataupun keluarga kami. Semua keyakinan dan kekuatan hanya berasal dari Tuhan Yesus Kristus. Sejak mula kami menyerahkan hubungan kami ke dalam tangan Yesus karena kami percaya apapun yang terjadi atas kehendak-Nya. Semua masalah yang kami hadapai tidak akan pernah melebihi kekuatan kami dan Bapaku di Surga pasti akan memberikan jalan keluar apabila kami berserah pada-Nya.

Sebelum kami kenal, aq sudah menyerahkan masalah pasangan hidup ke dalam tangan Bapaku di Surga. Ayat yang selalu kupegang untuk masalah pasangan hidup ini adalah II Korintus 6 : 14 yang berbunyi "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?". Aq menyadari kebenaran ayat ini... Bagaimanakah sepasang manusia yang memiliki perbedaan mendasar dapat disatukan? Perbedaan disini tidak menyangkut suku ataupun ras, apalagi status sosial dan pendidikan. Perbedaan disini membicarakan tentang iman percaya.

Mungkin bagi pasangan2 yang sedang dimabuk asmara (bukan cinta) hal ini terlihat mudah, bahkan dengan adanya contoh pernikahan pasangan2 yang berbeda keyakinan hal ini malah terlihat tidak berarti. Namun hal ini justru menjadi syarat utama dan mutlak bagi kami untuk mencari pasangan hidup. Aq pribadi berpikir, bagaimanakah 2 orang yang terikat dalam pernikahan namun berbeda iman percaya dapat saling membangun dalam kehidupan rohani mereka? Apakah yang suami/istri dapat lakukan jika pasangannya mengalami kemunduran dalam rohaninya? Dapatkah mereka berdoa bersama? Atau dapatkah mereka saling menguatkan dalam iman? Pemikiran2 semacam ini yang terus berkembang dalam benak aq sehingga syarat utama dan mutlak dalam mencari pasangan adalah satu dalam iman percaya.

Tapi ternyata satu dalam iman pun tetap ada masalah yang harus kami hadapi. Bukan hanya 1 atau 2 masalah tapi banyak dan kadang membuat kami gentar sampai Tuhan ingatkan kami melalui 1 ayat yang luar biasa. Ayat ini menjadi dasar kekuatan kami dalam menjalani proses persiapan pernikahan kami dan juga dalam kehidupan kami sehari2. Filipi 4 : 6 "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." What amazing...

Ayat ini berbicara mengenai hal jangan kuatir. Bahkan ayat inipun memberikan solusinya. Setelah Tuhan melarang kita untuk kuatir, Tuhan meminta kita menyatakan keinginan kita. Solusi apalagi yang terbaik selain hal ini. Namun jangan salah, bacalah ayat tersebut baik2. Kadang apabila kita didalam kesusahan dan kekuatiran, hal yang kita lakukan hanyalah "berteriak2" (baca : berdoa) kepada Tuhan. Malah kadang kita menjadi mudah emosi dan bersungut2, menyalahkan orang lain atas semua kesusahan kita bahkan tidak jarang menyalahkan Tuhan. Bacalah ayat ini dengan lengkap!! Kita memang harus berdoa dan memohon kepada Bapa kita di Surga tapi semua itu harus kita nyatakan dengan ucapan syukur, bukanlah dengan amarah, dengan menyalah2kan ataupun dengan persungutan.

Bukankah dengan persungutan bangsa Israel harus berputar2 di gurun selama 40 tahun sebelum bisa masuk ke dalam tanah perjanjian?

Apakah itu yang kita inginkan dalam kehidupan kita? Aq yakin TIDAK!! Persungutan dan amarah hanya akan membuat permasalahan yang kita hadapi terasa berat dan kemudian akan menutup hati dan pikiran kita dari Tuhan. Berapa banyak manusia yang depresi dalam hidupnya? Bahkan karena tidak mampu menahan depresi itu meningkat menjadi stres dan ketidakwarasan?

Well...it's simple..Serahkanlah segala kuatir kita kepada Bapa kita di Surga dalam doa dan permohonan yang harus selalu kita sertai dengan ucapan syukur. Bukankah dengan adanya hujan kita akan bisa melihat pelangi? Dan dengan adanya masalah dalam hidup, kita akan melihat mujizat terjadi.

Dan mujizat memang terjadi dalam hidup kami. Mulai dari masalah biaya dan proses persiapan pernikahan kami, Tuhan selesaikan. Bahkan cuacapun Tuhan berikan yang terbaik (ga pake pawang hujan loh...). Cuaca pada hari itu sangat versahabat, tidak hujan tapi juga tidak terik menyengat padahal bulan Oktober masuk dalam musim hujan, tapi musimpun miliknya Allah kan?

Singkat kata, libatkanlah Tuhan dalam segala perkara dalam hidup kita dan tetaplah bersuka cita serta bersyukur atas segala perkara yang kau hadapi.


Tidak ada komentar: