Rabu, 07 Oktober 2009

Bukan Mencintai Karena Tetapi Mencintai Walaupun....

Pernahkah merasa bahwa suatu kondisi yang tidak sesuai dengan keinginan kita atau sikap, sifat dan perilaku seseorang yang tidak berkenan di hati kita? Pasti sering sekali...Tapi pernahkah terpikir dalam benak kita bahwa kondisi tersebut terjadi karena Tuhan ijinkan hal itu terjadi, bukan karena Dia ingin menghukum kita tapi karena kita begitu dicintai-Nya sehingga Dia mau membentuk kita menjadi suatu pribadi yang begitu indah.

Lalu apakah itu berarti Tuhan tidak mencintai kita apa adanya kita? SALAH!!! Justru hanya Tuhan yang bisa mencintai kita apa adanya kita. Pernahkah kita merasa ditolak oleh seseorang atau kelompok karena keberadaan kita yang tidak sesuai dengan keinginan mereka? Dan pernahkah Tuhan menolak kita walaupun waktu kita datang kepada-Nya penuh dengan lumpur dosa? Pernahkah Tuhan menampik kita waktu kita datang dan menangis tersedu-sedu di hadapan-Nya? TIDAK SAMA SEKALI!!!

Tuhan kita, Yesus Kristus yang mengajarkan mengenai KASIH tidak pernah menolak ataupun menampik kita hanya karena keberadaan kita yang kotor. Justru Dia akan mengangkat kita, mendengarkan keluh kesah kita bahkan mengangkat beban kita.

Tuhan mengajarkan kita untuk mencintai apa adanya diri kita. Dia ijinkan semua masalah dan pencobaan terjadi dalam hidup kita supaya kita menjadi lebih baik, menjadi lebih tegar dan semakin dekat kepada-Nya. Begitu banyak contoh dan kesaksian yang sudah kita tahu mengenai sikap kasih dan cinta-Nya namun kadang kita bersikap tidak adil terhadap sesama kita.

Berapa kali kita menolak keberadaan orang-orang yang "menurut" kita tidak sesuai dengan level kita? Berapa kali kita menolak dan melarikan diri dari keadaan yang tidak kita inginkan? Mungkin sering kali.
Pernahkah kita mencela kekurangan saudara kita atau pasangan kita hanya karena tidak sesuai dengan keinginan kita? Mungkin juga sangat sering...

Mengasihi & mencintai adalah perasaan yang tulus, suatu sikap dan tindakan yang kita contoh dari keteladanan Kristus. Mencintai dan mengasihi seseorang bukan karena siapa mereka atau bukan karena apa yang mereka miliki, bukan juga karena apa yang sudah mereka berikan kepada kita. Mencintai dan mengasihi adalah sikap memberi. Cintailah dan kasihilah keluargamu, saudaramu, pasanganmu, sahabatmu, tetanggamu bahkan musuhmu walaupun mereka tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Hidup saling melengkapi, hubungan dengan sesama adalah saling melengkapi.

Suatu kesaksian hidup dari penulis, bahwa kadang suka merasa kesal, sebal bahkan marah terhadap pasangannya namun di waktu tenang dan merenungkan kembali, rasa marah dan kesal itupun akan berlalu tapi perasaan kasih, sayang dan cinta itu tidak pernah berlalu. Penulis pernah berharap akan memiliki pasangan yang kalem dan tenang namun ternyata dalam perjalanan waktu pasangan yang dimiliki penulis kebalikan dari apa yang diharapkan. Apakah itu menjadi masalah? Ternyata tidak, karena ternyata sikap dan karakter pasangan penulis justru menutupi kekurangan penulis. Apakah pasangan penulis adalah seseorang yang sempurna? Jelas tidak, karena setiap orang memiliki kekurangan, namun penulis menerima dan mencintai kekurangan pasangannya dan begitu juga sebaliknya. Ada satu 'joke' yang penulis dan pasangannya sering lakukan...biasanya penulis akan katakan kepada pasangannya ; "aku mencintaimu bukan karena apa adanya kamu tapi aq mencintaimu walaupun kamu kurus, walaupun kamu ga ganteng dan lain sebagainya" dan pasangannya akan mengatakan : "aku juga mencintaimu bukan karena dirimu tapi aku mencintai kamu walaupun kamu gendut, suka ngambek dan lain sebagainya".

Well...itulah arti mengasihi. Bukan tidak berusaha menjadi suatu pribadi yang lebih baik tapi berusaha menerima diri kita dan orang lain apa adanya. Pada waktu kita menerima dan mencintai seseorang apa adanya, maka itu akan menimbulkan suatu sikap dan pemikiran positif terhadap orang tersebut sehingga akan lebih percaya diri dan berusaha memperbaiki diri.

Ada satu iklan yang penulis suka, iklan ini sering ditayangkan di bulan Ramadhan kemarin. Ada seorang anak yang sedang berpuasa, rasanya sulit sekali menahan rasa lapar dan haus tapi keluarganya, mulai dari ibu, ayah dan kakak perempuannya tetap mendukung dengan sikap dan perkataan yang positif. Iklan ini menyatakan bahwa perkataan yang baik akan mendatangkan kebaikan. Penulis setuju dengan hal ini. Dalam beberapa artikel yang penulis baca mengenai psikologi anak juga menyatakan bahwa perkataan orang tua akan membekas di hati dan pikiran anak-anaknya walaupun pada saat itu mereka masih kecil. Apabila orang tua sering mengatakan hal-hal yang buruk dan negatif terhadap anak-anaknya maka anak-anaknya akan berpikir bahwa mereka memang seperti itu. Tapi perkataan dan sikap orang tua yang positif, yang baik dan mendukung akan memberikan kepercayaan diri, semangat dan kebahagiaan bagi anak-anaknya sehingga mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang positif.

Begitu pula yang harus kita lakukan sebagai pribadi yang dewasa. Cintailah dan kasihilah sesama kita apa adanya mereka. Kasihilah dan cintailah mereka walaupun mereka tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Karena dengan cinta kita, dengan sikap dan perkataan kita yang baik maka merekapun akan menjadi pribadi yang lebih baik dan penuh cinta.